Sabtu, 29 Oktober 2016

Manajemen Proyek dan Resiko



Siklus Hidup Proyek
Dalam sebuah proyek pastilah ada produk yang dihasilkan, atau diinginkan sebagai tujuan proyek tersebut, produk pun memiliki siklus hidup dapat disebut dengan siklus hidup produk.
Pertama dalam menjalankan sebuah proyek maka harus diketahui produk apa yang dihasilkan, maka dilakukanlah hal berikut :
1. Riset dan pengembangan
2. Pengenalan ke pasar
3. Tumbuh(berkembangnya produk yang dipasarkan)
4. Matang(produk mencapai penjualan maksimal)
5. Penurunan(produk yang dipasarkan mengalami penurunan)
6. Mati(produk yang dipasarkan tidak ada lagi peminat)
Setelah kita mengetahui siklus produk, maka penting untuk mengetahui siklus hidup proyek agar produk yang akan kita pasarkan menjadi maksimal dan efisien.
Siklus hidup proyek dapat dibagi sebagai berikut :
1. Konsepsi
                - Inisiasi
                                Dengan kata lain adalah pengidean suatu produk yang akan dibuat dalam proyek
                - Analisis Kelayakan         
                 Proses investigasi masalah masalah yang mungkin akan muncul dan menyiapkan solusi penanggulangan masalah tersebut
2. Perencanaan
                - Jadwal
                - Anggaran(penyiapan dana yang akan dikeluarkan)
                - Sumber daya(perencanaan SDM ataupun sumber daya lainnya)
                - Risiko(menganalisis resiko resiko apa saja yang mungkin akan timbul selama proyek berjalan)
                - Staffing(merencanakan susunan staff yang akan memegang tanggung jawab selama proyek berjalan)
3. Eksekusi
                - Laporan status
                - Perubahan
                - Kualitas
                - Forecasts
4. Operasi
                - Training kustomer
                - Transfer dokumen
                - Penugasan kembali staff
                - Lesson learned 

Organisasi Proyek
Pada sebuah proyek pasti dibutuhkan pembagian tugas tugas khusus dan dibentuk sebuah organisasi dalam pembagian tersebut, secara umum ada 5 dasar penyusunan organiasi proyek yaitu :
1. Berdasar produk
2. Berdasar lokasi
3. Berdasar proses
4. Berdasar pelanggan
5. Berdasar fungsi
Amatlah penting untuk memilih dan membagi organisasi organisasi proyek agar proyek yang sedang dijalankan berjalan dengan lancar dan dapat terkoordinir dengan baik

Tim Proyek
Tim proyek berarti seluruh personil yang tergabung dalam sebuah organisasi pengelola proyek tersebut, dalam sebuah dibagi menjadi peran fungsional, ada yang bertugas sebagai inti dari tim ada pula bertugas sebagai personil fungsional.
Setiap tim memiliki perannya masing masing, misal pada tim inti memiliki tanggung jawab terhadap manajer proyek, biasanya tim ini yang menyusun perancangan anggaran dll dan biasanya ditempatkan pada kantor kantor pusat, dan di lapangan bertindak sebagai manajer lapangan.
Peran personil fungsional disini dianggap sebagai pekerja lapangan, seperti pekerjaan konstruksi/pembangunan.
Setiap peran memiliki tugas dan tanggung jawab masing masing, disamping itu pemilihan para ahli sangat dibutuhkan agar proyek dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai target yang dikehendaki.

Selasa, 04 Oktober 2016

Review : Analisis Risiko Proyek Sistim Disaster Recovery Center dengan Sistim Kerjasama Build Operate Transfer

PENDAHULUAN
            Dalam suatu proyek Disaster Recovery Center (DRC) yang baik pastilah memerlukan dana yang tidak sedikit. Biaya investasi sistem DRC relatif tinggi, maka dengan skema kerjasama Build Operate Transfer (BOT), diharapkan sumber sumber dana yang ada pada pihak pemodal lain dapat membantu pembangunan proyek.
            Supaya perusahaan pemilik lahan dapat mencapai tujuan yang diharapkan dalam skema pembiayaan BOT.
METODE PENELITIAN
1.      Penentuan Tingkat Penting Resiko
-          Identifikasi kategori risiko serta variabel resiko.
-          Identifikasi frekuensi terjadinya resiko serta dampak resiko tersebut.
-          Identifikasi resiko yang termasuk dalam klasifikasi beresiko tinggi.
2.      Penentuan Alokasi Resiko
-         Identifikasi persamaan serta perbedaan persepso terhadap penanggung jawab resiko serta porsi dampak resiko.
-    Penentuan penanggung jawab resiko serta porsi dampak resiko yang ditanggung oleh investor dan kontraktor.
PEMBAHASAN
            Pada kerjasama BOT terdiri atas 3 tahapan konsensi, pada penelitian  ini potensi potensi resiko dikelompokkan menjadi beberapa kategori berdasarkan tahapan masa konsensi yaitu :
1. Resiko pada masa kontruksi.
2. Resiko pada masa Operasional.
3. Resiko pada masa Transfer.
Output dari proses identifikasi resiko adalah pembagian potensi resiko pada tiap tahapan masa konsesi berdasarkan potensi resiko yang termasuk dalam peluang dan potensi resiko yang termasuk dampak.
            Resiko yang telah diukur skornya akan dipetakan pada Probability Impact Matrix, sehingga kita dapat dengan cepat mengidentifikasi resiko untuk melihat kemungkinan dan dampak dari resiko mempertimbangkan hambatan dan peluang.


            Setelah diketahui bobot masing masing skala, maka dapat dengan mudah untuk mengukur nilai skor Probability dan Impact/Opportunity dengan rumus:


            Resiko yang telah diukur selanjutnya akan dipetakan pada Probability Impact Matrix,sehingga dapat mengidentifikasikan resiko kemungkinan dan dampak resiko dengan mempertimbangkan hambatan dan peluang. Makan nilai akhir untuk pengklasifikasian variabel resiko adalah perkalian antara nilai probabilitas kejadian dan dampak/peluang.

            Dalam penentuan resiko biasanya dilakukan pemungutan suara dengan kuisioner, dari situ dapat kita lihat mana resiko dan mana yang dapat menghasilkan peluang, dari situ pula perusahaan dapat mengambil tindakan atau penanggulangan resiko yang mungkin akan terjadi. 

PENUTUP
            Dapat disimpulkan bahwa dari jurnal yang menjadi sumber penulisan review ini bahwa perusahaan memiliki resiko yang cukup besar dan karena itu pula perusahaan perlu menyiapkan solusi yang akan diambil jika terjadi kesalahan.